Siapakah
Aku? Aku adalah makhluk yang terlahir di alam kelima dari 31 alam kehidupan,
yaitu alam manusia. Manusia seperti halnya makhluk-makhluk lain terdiri dari
bagian-bagian batin dan jasmani. Batin dan jasmani ini membentuk lima gugus
yang menyusun setiap makhluk, kelima gugus ini sering disebut sebagai
Pancakhanda. Saat ini kita adalah makhluk yang hidup di ladang berkah yang
subur. Ada tiga alasan utama yang membuat hidup kita penuh berkah yaitu :
1.
Terlahir sebagai manusia
Kelahiran
di alam manusia merupakan suatu berkah. Buddha menyatakan bahwa sungguh sulit
bagi sesosok makhluk untuk dapat terlahir sebagai manusia. Buddha membandingkan
jumlah manusia bagai sedikit pasir yang tercolek di ujung kuku, sedangkan yang
terlahir bukan sebagai manusia sebanyak pasir di atas bumi. Dengan demikian
kesempatan untuk terlahir sebagai manusia itu
sangat lah kecil, oleh karena itu syukurilah kesempatan lahir sebagai
manusia dan gunakan kesempatan ini dengan baik.
2.
Lahir pada saat ajaran Buddha masih ada
Kemunculan
seorang Buddha juga sangat langka. Jadi, jika sekarang kita hidup pada saat
ajaran Buddhamasih ada berarti kita telah beruntung. Coba bayangkan, jika kita
hidup pada zaman dimana orang tidak mengenal ajaran kebenaran, kita bias
menemukan orang-orang saling membunuh, perang dimana-mana, dan perbuatan jahat
merajalela. Kehidupan seperti itu tentu sangat tidak menyenangkan. Oleh karena
itu, kita sungguh sangat bahaia dapat lahir pada saat ajaran kebenaran masih
ada. Untuk itu jangan sia-siakan kesempatan ini.
3.
Bisa belajar dan praktik Dharma
Terlahir
sebagai manusia di zaman masih ada ajaran Buddha sungguh merupakan suatu
berkah, namun berkah terbesar adalah bias belajar dan praktik Dharma. Dharma
hanya akan menjadi berkah jika dipraktikkan. Dharma tidak berarti apa-apa kalau
hanya tercetak rapi dibuku-bukudan kitab-kitab suci. Coba bayangkan, di antara
begitu banyak makhluk di alam semesta kita terlahir di alam manusia, di antara
semua manusia kita mengenal Dharma. Betapa beruntungnya kita ini. Tapi
sebaliknya akan menjadi sayang sekali kalau kita tidak berusaha belajar dan
praktik Dharma. Oleh sebab itu, jangan sia-sia kan waktu dan hidup kita.
Kehidupan ini harus kita isi dengan perbuatan-perbuatan baik yang membawa
manfaat bagi diri kita, orang tua kita, dan semua makhluk.
Kita
tidak boleh menganggap remeh kehidupan ini, tidak berusaha menyadari arti
kehidupan ini. Ciri orang yang menghargai hidupnya adalah memanfaatkan waktu
sebaik-baiknya untuk belajar dan melakukan hal yang benar dan bermanfaat. Hidu
sebagai manusia sangatlah berharga, karena ini adalah titik tolak bagi
keberadaan kita, untuk menjadi lebih baik atau lebih buruk. Setelah menyadari
apa yang menjadi kesalahan atau kekurangan kita, kita harus berusaha
mengubahnya.
