AWAL MULA “PENCIPTAAN”
“Agama Masa Depan adalah Agama Kosmik (berkenaan dengan Alam Semesta atau Jagad Raya). Melampaui Tuhan sebagai suatu pribadi serta menghindari Dogma dan Teologi (ilmu ketuhanan). Meliputi yang Alamiah maupun yang Spiritual, Agama yang seharusnya berdasarkan pada Pengertian yang timbul dari Pengalaman akan segala sesuatu yang Alamiah dan Perkembangan Rohani, berupa kesatuan yang penuh arti. Buddhism sesuai dengan Pemaparan ini. Jika ada agama yang sejalan dengan kebutuhan Ilmu Pengetahuan Modern, maka itu adalah Ajaran Buddha.”
“Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa“
Salam Damai dan Cinta Kasih … ,
Pada wacana kali ini saya akan mengajak anda membahas mengenai “ Awal Mula Penciptaan “ dari sudut pandang Buddha-Dhamma. Meskipun kata “Penciptaan” tidaklah tepat jika itu mengacu pada Buddha-Dhamma, namun judul ini saya gunakan karena lebih populis, lebih dikenal oleh para pembaca yang non-Buddhis.
Merujuk pada salah satu sutta Sang Buddha yang berhubungan dengan awal mula terjadinya alam semesta ini, yaitu Agganna-sutta, yang merupakan Sutta ke-27 dari Digha Nikaya. Kali ini kita akan membahas sutta / khotbah Sang Buddha tersebut dalam bentuk alur proses, sebagai berikut ini :
(a). Masa Setelah Kiamat / Hancurnya Bumi
“Vasetha, terdapat suatu saat, cepat atau lambat, setelah suatu masa yang lama sekali, ketika dunia ini hancur ( kiamat ). Dan ketika hal ini terjadi, umumnya makhluk-makhluk terlahir kembali diAbhassara ( alam cahaya, surga ke-12 dalam kosmologi Buddhis ); disana mereka hidup dari ciptaan batin ( mano maya ), diliputi kegiuran batin, memiliki tubuh yang bercahaya, melayang-layang di angkasa, hidup dalam kemegahan.
Mereka hidup demikian dalam masa yang lama sekali.
(b). Kondisi Bumi setelah berlalunya masa Kiamat / Hancurnya Bumi ( pembentukan awal )
“ Pada waktu itu ( bumi kita ini ) semuanya terdiri dari air, gelap gulita. Tidak ada matahari atau bulan yang nampak, tidak ada bintang-bintang maupun konstelasi-konstelasi yang kelihatan, siang maupun malam belum ada, laki-laki maupun wanita belum ada. Makhluk-makhluk hanya dikenal sebagai makhluk-makhluk saja. “
Khotbah Sang Buddha tersebut ternyata senada dengan pendapat para ilmuwan modern, bahwa pada awal-mulanya, permukaan bumi ini tertutup oleh air. Merujuk pada khotbah tersebut, Sang Buddha tidak menyatakan bahwa matahari dan bintang-bintang belum ada atau tercipta setelah bumi. Yang dinyatakan Sang Buddha adalah, bahwa matahari dan bintang-bintang belumlah nampak, atau dengan kata lain ada sesuatu yang lain yang menghalangi penampakan mereka. Bisa diartikan, yang menghalangi terlihatnya cahaya matahari dan bintang-bintang adalah karena makhluk-makhluk yang ada waktu itu semuanya adalah makhluk cahaya, yang memancarkan sinar kemilau yang megah, yang karenanya menutupi sinar matahari, bulan dan bintang. Makhluk hidup yang ada pertama kali adalah “aseksual”, tidak berjenis kelamin, tidak ada laki-laki, tidak ada perempuan. Hal ini senada dengan temuan para ilmuwan modern.
(c). Makanan yang Muncul Pertama Kali
“ Vasetha, cepat atau lambat setelah masa yang lama sekali bagi makhluk-makhluk tersebut, tanah dengan sarinya muncul keluar dari dalam air. Sama seperti bentuk-bentuk buih ( busa ) di permukaan nasi susu masak yang mendingin, demikianlah munculnya tanah itu.
Tanah itu memiliki warna, bau dan rasa. Sama seperti dadih susu atau mentega murni, demikianlah warna tanah itu; sama seperti madu tawon murni, demikianlah manis tanah itu. “
(d). “Dosa-Asal” Para Makhluk : Keserakahan
“ Kemudian Vasetha, diantara makhluk-makhluk yang memiliki sifat serakah ( lolojatiko ) berkata : “O apakah ini ? “, dan mencicipi sari tanah itu dengan jarinya. Dengan mencicipinya, maka ia diliputi oleh sari itu, nafsu keinginan masuk dalam dirinya.
Makhluk-makhluk lainnya mengikuti contoh perbuatannya, mencicipi sari tanah itu, dengan jari-jari…makhluk-makhluk itu mulai makan sari tanah, memecahkan gumpalan-gumpalan sari tanah tersebut dengan tangan mereka.”
(e). Lenyapnya Cahaya dari Para Makhluk Cahaya dan Terlihatnya Sinar Matahari dan Bintang-bintang
“ Dan dengan melakukan hal ini, cahaya tubuh makhluk-makhluk itu lenyap. Dengan lenyapnya cahaya tubuh mereka, maka matahari, bulan, bintang-bintang dan konstelasi-konstelasi nampak… siang dan malam terjadi.”
(f). Bermulanya Pembentukan Bumi Kembali ( Evolusi )
“ Demikianlah Vasetha, sejauh itu bumi terbentuk kembali. Vasetha, selanjutnya makhluk-makhluk itu menikmati sari tanah, memakannya, hidup dengannya, dan berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali.”
(g).Terbentuknya Tubuh Para Makhluk Dunia
“ Berdasarkan atas takaran yang mereka makan itu, maka tubuh mereka menjadi padat, dan terwujudlah berbagai macam bentuk tubuh. Sebagian makhluk memiliki bentuk tubuh yang indah dan sebagian makhluk memiliki bentuk tubuh yang buruk.”
(h). Munculnya Tumbuhan Pertama Kali ( Tumbuhan Serupa Cendawan )
“ Dan karena keadaan ini, maka mereka yang memiliki bentuk tubuh yang indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh yang buruk…maka sari tanah itupun lenyap…ketika sari tanah lenyap…muncullah tumbuhan dari tanah ( bhumipappatiko ).
Cara tumbuhnya seperti cendawan…mereka menikmati, mendapatkan makanan, hidup dengan tumbuhan yang muncul dari tanah tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali…( seperti diatas )…”
Sementara mereka bangga akan keindahan diri mereka, mereka menjadi sombong dan congkak, maka tumbuhan yang muncul dari tanah itupun lenyap.
(i). Munculnya Tumbuhan Selanjutnya ( Tumbuhan Menjalar )
“ Selanjutnya tumbuhan menjalar ( badalata )muncul…warnanya seperti dadih susu atau mentega murni, manisnya seperti madu tawon murni. Mereka menikmati, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan menjalar itu…maka tubuh mereka menjadi lebih padat; dan perbedaan tubuh mereka nampak lebih jelas, sebagian nampak indah dan sebagian nampak buruk.
Dan karena keadaan ini, maka mereka yang memiliki bentuk tubuh indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh buruk…
Sementara mereka bangga akan keindahan tubuh mereka sehingga menjadi sombong dan congkak, maka tumbuhan menjalar itupun lenyap. “
(j). Munculnya Padi
“ Kemudian Vasetha, ketika tumbuhan menjalar lenyap…muncullah tumbuhan padi ( Sali ) yang masak di alam terbuka, tanpa dedak dan sekam, harum, dengan bulir-bulir yang bersih. Pada sore hari, mereka mengumpulkan dan membawanya untuk makan pada waktu malam, pada keesokan paginya padi itu telah tumbuh dan masak kembali. Bila pada pagi hari mereka mengumpulkan dan membawanya untuk makan siang, maka pada sore hari padi tersebut telah tumbuh dan masak kembali, demikian terus menerus padi itu muncul.
Vasetha, selanjutnya makhluk-makhluk itu menikmati padi ( masak ) dari alam terbuka, mendapatkan makanan itu dan hidup dengan tumbuhan padi tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali.”
(k). Terbentuknya Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan
“ Berdasarkan atas takaran yang mereka nikmati dan makan itu, maka tubuh mereka tumbuh lebih padat, dan perbedaan bentuk tubuh mereka nampak lebih jelas. Bagi wanita nampak jelas kewanitaannya ( itthilinga ) dan bagi laki-laki nampak jelas kelaki-lakiannya ( purisalinga ).”
(l).Terjadinya Hubungan Sexual
“ Kemudian wanita sangat memperhatikan tentang keadaan laki-laki, dan laki-lakipun sangat memperhatikan keadaan wanita. Karena mereka saling memperhatikan keadaan diri satu sama lain terlalu banyak, maka timbullah nafsu indria yang membakar tubuh mereka. Dan sebagai akibat adanya nafsu indria tersebut, mereka melakukan hubungan kelamin.
Vasetha, ketika makhluk-makhluk lain melihat mereka melakukan hubungan kelamin…dst…dst… “.
Alam semesta ini tidak berawal ; tidak ada awal yang benar-benar awal, karena daur-hidup semesta ini, dari awal-mula terjadi hingga kiamat, dan mulai dari awal evolusi lagi, telah berlangsung sangat lama, tidak hanya sekali saja.
Keberadaan dan berlangsungnya alam-semesta itu ditunjang oleh hukum alam semata. Hukum alam itu sendiri, sesungguhnya bersifat relatif, hanya berlaku di alam fenomena, dan muncul “secara khayal” / “delusif” dari dalam tathagatagarbha ( “rahim Tathagata” ).
Sang Buddha juga mengajarkan bahwa ada banyak planet lain yang juga dihuni makhluk hidup, jauh sebelum tata-surya kita terbentuk. Mungkin inilah yang saat ini oleh ilmuwan dan masyarakat modern dikenal dengan “alien”. Tidak mengherankan bila makhluk luar angkasa ini mempunyai teknologi dan peradaban yang jutaan tahun lebih maju daripada manusia, karena ternyata menurut Sang Buddha sendiri, sebelum tata-surya kita terbentuk, diluar sana telah ada tata-surya yang juga telah dihuni oleh makhluk-makhluk hidup.
Semoga Artikel ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitattha ; Semoga Semua Makhluk Berbahagia
Sadhu...sadhu...sadhu...